Beranda | Artikel
Cinta Buta
Senin, 1 Juli 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Maududi Abdullah

Cinta Buta adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah tematik oleh Ustadz Maududi Abdullah, Lc. Hafidzahullah pada Kamis, 22 Dzulhijjah 1445 H / 29 Juni 2024 M.

Kajian Tentang Cinta Buta

Banyak orang berkata “harus ada pengorbanan untuk cinta,” dan itu yang benar. Namun, ingat ada satu lagi lawannya, yaitu adanya orang-orang yang menjadi korban cinta, dia tak pandai membedakan mana dan mana. Kapan seseorang dikatakan berkorban demi cinta dan kapan seseorang dikatakan korban-korban cinta? Perlu perenungan mendalam dari hati yang jujur dan minta taufik dari Allah untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, untuk mengambil intisari kehidupan dengan menyimak tabir kehidupan yang ada di hadapan kita, bersandarkan kepada Al-Qur’an, bersandarkan kepada hadits nabi tercinta sebagai referensi utama untuk membedakan apakah ini atau itu. Lalu kemudian jadikan apa yang kita lihat di depan mata dengan barometernya adalah Al-Qur’an dan hadits. Kalau tidak, selamat, Anda akan dihanyutkan oleh cinta di dalam lautan tak bertepih.

Semenjak Anda kecil sampai sekarang, selesaikah bahasan cinta di tengah kehidupan? Tak selesai. Mulai dari sedari kita kecil sampai sekarang, selesaikah kisah-kisah cinta? Selesaikah film-film cinta? Tak pernah selesai. Yang saya katakan tadi “lautan tak bertepi.” Dan Anda ingin masuk ke dalamnya tanpa acuan yang benar, tanpa referensi, tanpa panduan yang jelas. Maka selamat, kau akan jadi korban-korban cinta, bukan berkorban demi cinta. Tak bisa diandalkan hanya kecerdasan, karena iblis lebih cerdas dari dirimu. Tak juga bisa diandalkan yang namanya pengalaman, iblis umurnya lebih tua daripada Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Kalau engkau tak memiliki acuan yang benar, tempat berpegang yang kuat, referensi yang sahih tentang cinta, engkau dipermainkan oleh iblis dalam dunia cinta. Dan itulah realita banyak kehidupan manusia zaman sekarang.

Dan tidaklah dunia perfilman dengan aneka ragam sandiwaranya, demikian juga dengan bacaan dengan aneka ragam judulnya, melainkan sarana yang digunakan iblis dan bala tentara iblis untuk mencari korban-korban cinta agar semakin banyak yang terjerumus kemudian menjadi kawan-kawannya nanti di neraka.

Pertanyaannya, ustadz, apakah di dalam Al-Qur’an dan dalam hadits Rasulullah bicara cinta? Saya mengatakan itu tema utama Al-Qur’an dan hadits, itu bab keimanan tertinggi, andai engkau mengerti apa itu iman. Karena cinta adalah derajat iman tertinggi.

Sadarkah Anda siapa manusia tertinggi di permukaan bumi? Siapa manusia termulia di permukaan bumi yang Allah gelarkan dengan “kekasih Allah” yang sangat Allah cintai? Dua orang manusia, pertama bernama Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang kedua bernama Ibrahim. Tak ada yang ketiga.

…وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

“Allah telah menjadikan Ibrahim cinta spesial Allah.” (QS. An-Nisa`[4]: 125)

Kemudian di dalam hadits, Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

 فإنَّ اللهِ تَعَالَى قَدِ اتَّخَذَنِي خَلِيلًا، كما اتَّخَذَ إبْرَاهِيمَ خَلِيلًا

“Sesungguhnya Allah telah menjadikan aku kekasih-Nya, sebagaimana Ia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih-Nya.” (HR. Muslim)

Tidakkah kekasih adalah buah daripada cinta yang luar biasa? Maka lihat bagaimana cinta nabi tercinta kepada Allah yang telah mengangkat beliau setinggi-tingginya, bahkan mengalahkan ayahnya (Adam dan Ibrahim). Dan apa yang membuat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengalahkan seluruh para nabi dan para rasul? Jawabannya adalah cinta. Dan apa pula yang telah membuat para sahabat menjadi manusia-manusia mulia? Jawabannya juga cinta. Kecintaan mereka yang luar biasa kepada Allah, kecintaan mereka yang luar biasa kepada Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan pengorbanan mereka untuk cinta itu yang telah menjadikan mereka manusia teratas. Tak ada yang bisa mengalahkan dan tak ada yang bisa menyaingi sehingga turun tanda bahwa Allah mencintai mereka dengan Allah jaminkan untuk mereka surga. Padahal mereka adalah kaum yang masih berjalan di atas permukaan bumi, dan tak ada yang seperti itu dari manusia, yaitu para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Itulah manusia-manusia yang telah berkorban demi cinta, karena orang mengatakan cinta membutuhkan pengorbanan. Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah berkorban untuk cintanya, lihatlah Ibrahim ‘Alaihi Salam yang telah berkorban untuk cintanya, lihatlah para sahabat Radhiyallahu ‘Anhum Ajma’in yang telah berkorban untuk cintanya.

Para ulama berbicara tentang cinta dengan mengatakan bahwa di dalam hati orang-orang yang beriman harus ada sebuah cinta yang jujur, cinta yang tak dusta kepada Allah dan rasul-Nya. Itu datang dari hati. Kalau cinta Allah dan cinta rasul-Nya datang dari hati yang benar-benar berasal dari hati, yang akan lahir adalah kepatuhan dan ketaatan sangat mudah dan gampang. Karena kepatuhan dan ketaatan itu sebenarnya buah daripada cinta. Kalau cinta ada, maka ada buahnya yang bernama patuh dan taat.

Tidak percaya? Lihatlah Anda yang mencintai anak. Bukankah seorang ayah mencintai anaknya? Bukankah cinta itu berasal dari hatinya, dari dalam, di tempat di mana tak ada kedustaan? Apa yang terjadi? Engkau begitu patuh kepada anakmu. Engkau lagi lelah, capek, dan ngantuk, anak minta belikan sesuatu, keluar rumah atau tidak? Jawabannya iya. Itu semua karena cinta yang jujur.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Simak dan download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54266-cinta-buta/